Rabu, 26 Mei 2010

peralatan input output dalam dunia pendidikan

Perkembangan input output khususnya dalam dunia pendidikan


Perkembangan input output dengan sistem operasi

Teknologi tak pernah diam. Mungkin itu yang bias kita gambarkan tentang teknologi yang luar biasa pesat dewasa ini. Apalagi masyarakat dituntut harus bias mengatasi mobilitas teknologi yang sangat pesat contohnya dalam dunia kerja semakin rumit,ataupun dalam dunia pendidikan.

Untunglah kemajuan teknologi informasi yang pesat ikut turut serta di dunia pendidikan, berupa teknologi multimedia. Kini ruang kelas tidak lagi memajang whiteboard apalagi blackboard, tapi diisi perangkat-perangkat berbasis teknologi untuk kebutuhan presentasi layaknya di kantor-kantor, seperti proyektor, interactive whiteboard, layar LCD, dan notebook atau PC.

Sebenarnya apa itu input dan output itu sendiri.

a) Input

Input adalah semua data dan perintah yang dimasukkan ke dalam memori komputer. Sebuah perangkat input adalah komponen piranti keras yang memungkinkan pengguna memasukkan data ke dalam komputer atau bisa juga disebut unit luar yang digunakan untuk memasukkan data dari luar ke dalam mikroprosesor. Misalnya data yng berasal dari keyboard dan mouse.

b) Output

Output adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang dapat digunakan. Artinya komputer memproses data menjadi informasi. Para pengguna melihat output pada layar, mencetaknya, atau mendengarkannya melalui pengeras suara, headphone,atau earphone. Ketika bekerja dengan komputer, seorang pengguna menjumpai empat kategori dasar output: teks, grafis, audio, dan video. Sangat penting satu bentuk output tunggal seperti halaman web lebih dari satu kategori. Perangkat output adalah semua komponen peranti keras yang menyampaikan informasi kepada orang-orang.

Alat Input-Output

Piranti I/O (Input/Output) dihubungkan ke sistem komputer lewat I/O bus dan memiliki fungsi khusus untuk memberi masukkan data atau mengolah data atau mengolah data keluaran dari komputer.

Alat input output terbaru

IP Camera

IP camera kini menjadi pilihan banyak orang, menggeser fungsi Closed-Circuit Televison (CCTV) saat ingin memantau ruang.

Jaman dulu, banyak orang yang memilih Closed-circuit Televison (CCTV) sebagai piranti utama saat ingin memantau ruang. Meskipun saat ini masih banyak yang menggunakannya, teknologi CCTV ternyata boleh dibilang sudah uzur. Penggantinya, tentu saja perangkat kamera pantau yang lebih canggih dan punya cara kerja yang sama sekali berbeda. Mau tau siapa saja mereka dan bisa difungsikan sebagai apa, simak terus artikel ini.

Jika ditugasi memilih perangkat pemantau ruangan dan diberi 3 pilihan antara CCTV, Web Camera (Webcam), dan IP Camera (Internet camera), mana yang kira-kira Anda pilih? Bila pertimbangannya adalah biaya, bisa jadi CCTV merupakan pilihan utama. Ya, piranti satu ini memang paling populer karena dari sisi investasi membutuhkan biaya yang relatif rendah. Betapa tidak, CCTV hanya membutuhkan kabel dan pesawat televisi biasa untuk bisa beroperasi. Mungkin tambahan perekam video, jika pengguna ingin menyimpan situasi ruang yang ingin diawasi.

Tetapi lain ceritanya jika yang dibicarakan adalah masalah investasi jangka panjang, keandalan, dan fleksibilitas. Ketiganya hampir tidak dimiliki oleh perangkat CCTV standar, tetapi merupakan kelebihan yang dimiliki Webcam dan IP Camera. Masalahnya, apakah mungkin sebuah Webcam digunakan di ruang terbuka sebagai perangkat pengawas yang harus beroperasi 24 jam?

Nah, jika sudah begitu, pilihan terakhir tentu saja jatuh ke IP Camera.Investasi awal di sisi biaya memang lebih tinggi dibanding CCTV atau Webcam. Tetapi jika yang dicari investasi jangka panjang serta teknologi yang bisa digunakan sampai 10 tahun ke depan, maka IP Camera adalah jawabannya.

Supaya Anda bisa ikut merasakan kehebatan IP Camera, di artikel ini kami tunjukkan bagaimana IP Camera bisa digunakan untuk memantau aktivitas melalui perangkat mobile semisal ponsel atau PDA lewat jaringan 3G atau 3,5G. Selain itu, dengan IP Camera, Anda tidak hanya bisa sekadar memantau ruang atau wilayah, tetapi bisa juga membuat "stasiun" televisi live yang bisa dilihat oleh keluarga atau kerabat di seluruh belahan dunia.

Memfungsikan IP Camera Sebagai Remote Surveillance

Sesuai fungsinya, IP Camera memang seharusnya digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap area atau ruang tertentu. Meskipun demikian, bukan berarti Anda harus selalu berada di tempat yang sama ketika sedang memantau. Beberapa IP camera sudah dibekali fitur khusus yang memungkinkan penggunanya melihat tampilan video tidak lagi di PC melainkan di perangkat mobile seperti ponsel, smartphone, atau PDA.

Nah, kami akan menunjukkan bagaimana membuat sendiri sistem remote surveillance dari kamera IP. Sebagai contoh, kami mengunakan kamera D-Link DCS-3420 yang disambungkan ke jaringan kabel dengan akses Internet melalui jalur Telkom Speedy. Kamera ini sebenarnya memiliki fasilitas streaming Internet. Tetapi kami ingin menunjukkan kepada Anda bagaimana membuat sebuah "server" streaming menggunakan jenis kamera apapun, termasuk Webcam atau CCTV. Server ini nantinya bisa diakses melalui internet menggunakan browser di PC, ponsel, smartphone, atau PDA. Tentu saja koneksi Internet yang mumpuni dibutuhkan di sini. Jika ingin melihat hasil broadcast menggunakan perangakat mobile, ada baiknya Anda memilih koneksi 3G atau 3,5G.


Langkah konfigurasi

Artikel ini mengasumsikan Anda telah berhasil melakukan konfigurasi awal dari IP camera atau Webcam. Dalam hal ini kamera sudah siap atau bisa menampilkan gambar secara lokal di PC, sebut saja PC "A". Nah, PC "A" inilah yang akan kami jadikan server streaming menggunakan aplikasi WebCam XP 5 yang bisa diunduh di www.webcamxp.com. Menariknya, aplikasi ini bisa digunakan dengan cuma-cuma untuk pemakaian perorangan (broadcast 1 kamera).

1. Sambungkan Kamera Setelah berhasil diinstal, Anda akan melihat jendela utama WebCam XP terbagi seperti gambar di bawah. Untuk menyambungkan aplikasi ke IP Camera, klik kanan di area video source WebCam XP dan pilih Network Cameras -> Connect.

2. Pilih Kamera Selanjutnya WebCam XP akan membuka jendela Wizard, pilih kamera sesuai seri dan merek yang tersedia. Kebetulan, D-Link DCS-3420 kami cocok dengan pilihan kamera Vivotek seri 2000. Anda pun bisa mencoba sendiri dari merek - merek yang tersedia, jika seri kamera yang dicari tidak tersedia dalam pilihan.

3. Masukkan Konfigurasi Jaringan Jika sudah, jendela Wizard akan melanjutkan ke langkah berikutnya, yakni konfigurasi jaringan kamera. Masukkan semua informasi dari konfigurasi jaringan kamera Anda di sini. Tentukan juga resolusi video yang akan dibroadcast dan frame rate-nya.

4. Uji Konfigurasi Untuk memastikan settingan terekam dengan benar, coba klik tombol "Test" . Jika konfigurasi dilakukan dengan benar, maka Anda akan melihat jendela di bawah ini. Selanjutnya klik Ok di jendela Wizard untuk mulai menyambugkan kamera

5. Konfigurasi Broadcast Berikutnya adalah melakukan konfigurasi untuk server broadcast kamera Anda. Untuk melakukannya klik tombol "Web/Broadcast" di jendela utama (bagian kiri) WebCam XP.

6. Matikan Layanan Broadcast Di sini kita akan mengubah IP listening dari WebCam XP agar mengarah ke alamat IP lokal PC. Sebelumnya matikan dulu layanan broadcast dengan mengklik tombol "Disable" yang ada di kanan atas layar.

7. Ubah IP Listening Kemudian barulah Anda bisa mengubah alamat IP listening sesuai keinginan. Di sini kami menggunakan alamat 192.168.0.2 dan port 8080.

8. Aktifkan Layanan Broadcast Setelah itu kembali aktifkan layanan broadcast dengan mengklik tombol "Activate". Sampai sini sebenarnya IP Camera sudah bisa dilihat di browser manapun dalam jaringan LAN dengan mengetikkan alamat IP dari PC lengkap dengan port-nya (contoh: http://192.168.0.2:8080).

Jika akses lokal saja belum cukup, Anda bisa saja mempublikasikan IP Camera yang Anda miliki ke Internet. Untuk itu Anda harus melakukan konfigurasi untuk melewatkan akses dengan menggunakan fasilitas port forwarding yang ada di router atau modem ADSL. Untuk melakukan hal ini sesuai dengan merek dan seri router yang Anda miliki, silahkan kunjungi http://portforward.com/routers.htm.

Menggunakan WebCam XP ini juga berarti memanfaatkan IP Camera Anda bukan cuma sebagai pengawas ruang, tetapi sebagai perangkat kamera yang bisa membroadcast "siaran" televisi digital menggunakan protokol mms milik Windows Media Player.

Proyektor Epson

Pengalaman yang kaya efek visual dan audio umumnya jauh lebih berkesan daripada yang mementingkan hanya visual atau audio semata. Ini berlaku dalam berbagai proses penyampaian informasi, seperti proses belajar mengajar di dunia pendidikan atau dalam presentasi bisnis.

Perangkat multimedia di sekolah dapat membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan, peserta didik pun jadi lebih mudah dan lebih banyak menyerap informasi. Tak heran jika banyak sekolah, institusi pendidikan yang kini rajin melengkapi fasilitas belajarnya dengan perangkat multimedia, seperti komputer, notebook, proyektor, layar LCD, dan sebagainya.

Masih ingat masa-masa sekolah belasan bahkan puluhan tahun lalu? Ketika bapak dan ibu guru setia membekal kapur tulis dan penghapus, yang membuat tangan mereka memutih. Partikel halus dari kapur dituduh sebagai dalang terganggunya kesehatan guru dan murid sehingga lembaga pendidikan lantas beralih ke papan tulis putih (whiteboard) dan marker. Namun yang belakangan ini pun masih disebut biang penyakit sesak napas.

Untunglah kemajuan teknologi informasi yang pesat ikut membawa angin segar di dunia pendidikan, berupa teknologi multimedia. Kini ruang kelas tidak lagi memajang whiteboard apalagi blackboard tapi diisi perangkat-perangkat berbasis teknologi untuk kebutuhan presentasi layaknya di kantor-kantor, seperti proyektor, interactive whiteboard, layar LCD, dan notebook/PC.

Mekarnya peluang di dunia pendidikan rupanya tak luput dari tangkapan radar para vendor TI, tak terkecuali Epson. Apalagi santer terdengar berita gembira tentang anggaran pendidikan nasional 2009 yang bakal naik hingga 20%, atau jika dirupiahkan mencapai Rp 224 triliun.

Epson pastinya menaruh harapan besar bahwa dunia pendidikan akan menambah daftar belanja perangkat belajar/mengajar berbasis teknologi, utamanya proyektor. Antara tahun 2006-2007 saja, menurut data Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, ada 155963 sekolah negeri dan swasta, mulai dari TK hingga SMA/SMK di seluruh Indonesia. Sementara data Ditjen Pendidikan Tinggi menyebutkan jumlah perguruan tinggi negeri 82 institusi dan 2800 institusi swasta.

Untuk proyektor, Epson mengklaim sudah menguasai 20% pangsa pasar di Indonesia. Empat puluh ribu unit proyektor ditargetkan Epson terjual di tanah air hingga akhir 2008 ini.

3LCD Eliminasi Efek Pelangi

Kebutuhan proyektor di dunia pendidikan agaknya takkan jauh-jauh dari kebutuhan pengguna rumahan, seperti kemudahan pakai, kualitas, dan harga yang terjangkau. Sementara pengguna bisnis mensyaratkan sifat multifungsi dan portabilitas.

Epson berharap bisa memenuhi kemauan pengguna di sektor bisnis, pendidikan, maupun rumahan lewat 3 proyektor terbaru EB-X6, S6, dan W6. Teknologi 3LCD, E-Torl, dan fitur Color Light Output ada di belakang proyektor Epson tersebut sebagai senjata andalan menusuk lebih dalam pasar proyektor.

Gambar yang jernih, seindah warna aslinya, detail yang jelas, atau video yang tampil seperti aslinya tentu akan lebih menarik untuk dinikmati. Teknologi 3LCD memungkinkan hal-hal tersebut, sekaligus mengeliminasi efek pelangi (rainbow effect) yang kerap dikeluhkan para pengguna proyektor LCD biasa.

Sama-sama menempelkan kata LCD, teknologi 3LCD bekerja dengan cara yang agak berbeda dengan LCD. Sesuai namanya, ada 3 chip pada teknologi 3LCD. Begini cara kerjanya. Sinar putih diproyeksikan sumber cahaya ke cermin-cermin dichroic yang bertugas memecah sinar menjadi warna-warna dasar, yakni merah, hijau, dan biru. Ketiga warna ini lantas diproses oleh 3 chip LCD, sebelum dilewatkan melalui prisma dichroic dan lensa. Bedanya dengan LCD? Hanya ada satu chip di proyektor LCD dan rotating color wheel yang diputar dengan sangat cepat. Yang terakhir ini menyebabkan terjadinya color break-up (pecah warna) dan berbuntut pada rainbow effect.

Hal lain adalah debu. Proyektor seperti juga berbagai perangkat elektronik lainnya bagaikan magnet bagi debu. Arus listrik dan panas adalah kombinasi yang pas untuk memancing datangnya debu dan minyak. Tumpukan debu ini akan menjadi masalah serius ketika komponen utama mulai dihinggapinya. Untungnya 3LCD proyektor datang dengan filter udara yang mudah diganti-ganti (replaceable). Ketika permukaan filter udara yang bertugas memerangkap kotoran sudah kotor, pengguna bisa segera menggantinya tanpa harus repot bongkar-bongkar proyektor.

Ă‚ E-Torl Reduksi Dimensi, Genjot Efisiensi

Membekal fitur 3LCD saja tidak cukup untuk menjadi yang terdepan di bisnis proyektor. Senjata andalan lain yang disiapkan Epson adalah E-Torl (Epson Twin Optimized Reflection Lamp).Selain ukuran fisik yang lebih kecil dari ukuran lampu proyektor standar, E-Torl pun diklaim bekerja lebih dingin, efisien, dan menghasilkan gambar yang lebih cerah.

Intinya, E-Torl dapat mengoptimalkan penggunaan cahaya yang dipancarkan sumber cahaya. Inilah hal utama dalam proses manufaktur proyektor. Jika banyak cahaya yang terbuang, gambar hasil proyeksi akan tampak buram. Lantas apa solusi untuk menambah kecerahan gambar? Menggeber daya/ Watt dari proyektor agar output lumen-nya meningkat? Tidak juga. E-Torl hanya memastikan cahaya terpakai secara optimal, alias tidak ada yang terbuang sebagai panas belaka atau terserap oleh lingkungan di sekitar proyektor.

Salah satunya adalah dengan mengganti reflektor yang semula berbentuk parabola menjadi elips, dan menambah twin-reflector unit agar bisa memproyeksikan lebih banyak lumens per watt, karena cahaya tertangkap dan tersalurkan sempurna. Hasilnya, efisiensi proyektor dengan E-Torl meningkat 20% dibanding sistem lampu standar. Dengan input yang sama, E-Torl bisa menghasilkan output sebesar 170 watt bila dibandingkan output sistem lampu standar yang hanya 136 watt saja. Gambar pun lebih cerah dan nilai kontrasnya lebih tinggi.

E-Torl juga berjasa meringkaskan dimensi proyektor Epson. Selain karena ukuran lampunya yang lebih kecil dari lampu standar, optical engine-nya pun berhasil dipangkas Epson sampai 55mm.Alhasil dimensi yang lebih mungil, bobot lebih enteng, dan penggunaan di berbagai kondisi cahaya mudah diwujudkan. Belum lagi daya tahun lampu E-Torl yang diklaim bisa mencapai 4000 jam.

Konten high definition yang mulai harum belakangan ini menjadikan kualitas output sebagai hal penting dalam bisnis proyektor. Kalau selama ini pengguna tak punya petunjuk sama sekali tentang kualitas proyektor yang dipakainya, sekarang ada Color Light Output. Fasilitas ini adalah cara sederhana, mudah, tapi akurat untuk mengukur kualitas gambar yang dihasilkan sebuah proyektor. Menurut TFC Associates (sebuah perusahaan riset khusus proyektor), salah satu faktor penting dalam membeli proyektor adalah kualitas gambar.

Pilihan Produk dengan Harga Terjangkau

Harga terjangkau, begitu benang merah yang kami simpulkan dari tiga proyektor entry level keluaran terbaru Epson: EB-S6, EB-X6, dan EB-W6. Meski begitu, produk yang menyasar pengguna di sektor bisnis, pendidikan, dan rumahan ini dibekali serangkaian fasilitas yang cukup memadai serta pilihan resolusi SVGA (S6), XGA (X6), dan WXGA (W6).

Istilah plug & project sengaja ditempelkan Epson untuk menggambarkan betapa mudahnya pengoperasian ke-3 proyektor ini . Selain plug di PC, pengguna bisa melakukan presentasi tanpa PC/notebook (PC-less presentation) berkat ketersediaan port USB dan slot SD card.

Fasilitas lain yang akan memudahkan adalah AV Mute Sliding. Pengguna tinggal menggeser tutup lensa, lalu lampu proyektor akan diredupkan dan kipas berputar lebih pelan. Fasilitas ini berguna jika presenter akan mengalihkan perhatian pemirsa dari isi presentasi, misalnya akan menulis di whiteboard atau berinteraksi dengan pemirsa.

Selesai presentasi, pengguna bisa langsung membenahi proyektor, tanpa harus menunggu proses cooling down. Cukup tekan tombol power dan cabut kabel power. Soalnya ke-3 proyektor ini dibekali kapasitor yang akan memutar kipas meskipun kabel daya sudah dicabut.

Berbicara soal kualitas gambar, ada teknologi 3LCD dan E-Torl di belakang proyektor Epson. Rasio kontrasnya 2000:1, dengan tingkat kecerahan 2200 ANSI Lumens (EB-S6 dan X6) dan 2000 ANSI Lumens (EB-W6).

Tentang portabilitas, ketiga proyektor ini boleh dimasukkan kelas menengah dengan bobot 2,7-2,8kg dan dimensi 245x327x92mm (tidak termasuk kaki penyangga). Masih lumayan ringan untuk dipindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Harganya pun termasuk ringan di kantong. EB-S6 dibandrol pada harga US$ 639, EB-X6 US$ 829, dan EB-W6 US$ 999.

EB-W6 sedikit lebih mahal tapi masih lebih murah daripada proyektor home theater karena ada kemampuan high-definition yang dibekalkan Epson di sana. Tengok saja resolusi WXGA-nya yang ideal untuk laptop layar lebar dan konten DVD,serta port HDMI yang disertakan. Cocok untuk penikmat home theater yang masih mempertimbangkan budget.

(Liana Threestayanti)

http://www.infokomputer.com

Diberdayakan oleh Blogger.