Kamis, 24 Februari 2011

pengangguran di indonesia

Dewasa ini tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin mengenaskan. Kemiskinan dan pengangguran adalah dua hal yang berjalan beriringan, Kemiskinan menyebabkan orang tidak bisa sekolah, yang oleh karenanya tidak bisa pula mencari pekerjaan yang layak, karena tidak punya pekerjaan, ia menjadi miskin, padahal Indonesia adalah termasuk negara kepulauan terbesar yang juga memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, selain itu, dalam hal pertanian dan juga kelautan Indonesia termasuk Negara yang kaya akan hasil sumber daya tersebut. Dalam hal ini yang menjadi penyebab banyak nya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia ialah karena sumber daya manusia yang kurang dan kesempatan kerja bagi rakyat miskin sangat kecil, hal tersebut dikarenakan rendahnya skill yang mereka punyai karena sebagian dari mereka kebanyakan hanya lulusan SD(Sekolah Dasar) saja. Hal tersebut dapat kita lihat terutama di daerah pedesaan, banyak sekali rakyat miskin yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Paling tidak mereka dapat menafkahi kehidupannya dengan cara bertani dan melaut untuk mencari ikan.
Di lain pihak merosotnya pengangguran di Indonesia disebabkan pula dengan banyaknya pihak swasta yang mengirimkan barang ke luar negeri seperti, beras, textil, bahkan gas dll. Itu mengurangi tingkat para pekerja, yang seharusnya mereka layak mendapatkan pekerjaan karena itu merupakan produk lokal.
Selain itu pada dasarnya kemiskinan sudah menjadi masalah pokok dunia, terutama di Negara berkembang, ketika terjadi krisis angka kemiskinan melonjak tajam, hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan dana bagi rakyat miskin,BLT, pendidikan gratis, dll yang dapat meringankan beban rakyat miskin. Hendaknya pemerintah memperhatikan hal tersebut agar tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia bisa berkurang, dan Negara kita bisa menyaingi Negara-negara maju lainnya yang angka kemiskinan dan pengangguran relatif kecil.
Salah satu prioritas dalam membangun perekonomian yang dikemukakan pemerintah Indonesia adalah penciptaan lapangan pekerjaan atau berkurangnya tingkat pengangguran. Dari angkatan kerja di Indonesia yang mencapai sekitar 102,55 juta orang, 9,39 juta orang diantaranya tergolong pengangguran pada tahun 2008. Hal ini menyebabkan potensi SDM yang ada dan potensi output yang dihasilkan terbuang sia-sia. Data Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang positif tidak selalu diikuti dengan penurunan pada tingkat pengangguran dari periode sebelumnya, begitu pula sebaliknya. Tingkat pengangguran di Indonesia memiliki trend yang cenderung terus meningkat.
Penciptaan lapangan kerja sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak dapat menyerap angkatan kerja baru yang muncul setiap tahun dan jumlah pengangguran yang sudah ada dari tahun sebelumnya. Hal tersebut menjelaskan mengapa tingkat pengangguran cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Indonesia setiap tahunnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa krisis ekonomi diperkirakan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. Hal ini diduga karena adanya kemampuan sektor agrikultur dan sektor informal di perkotaan dalam menyerap angkatan kerja pada masa krisis.
Faktor Penyebab Pengangguran
Pertama: Faktor Pribadi
Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan ketrampilan. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Faktor kemalasan
Pengangguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian. Mereka juga cenderung malas untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan.
2. Faktor cacat /uzur
Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Saat ini sekitar 44,63 persen tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka miliki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.

Kedua: faktor sistem sosial dan ekonomi
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
Tahun 2009 diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang, sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal atau menjadi pengangguran.
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang.
Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah satu kasus, misalnya, apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan. Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru terhadap PT VICO untuk menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran yang ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran dan peledakan, serta mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan penganggguran.
c. Pengembangan sektor ekonomi non-real
Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.
Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997.
Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.
d. Banyaknya tenaga kerja wanita
Partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat signifikan. Selama Februari 2007-Februari 2008, jumlah pekerja perempuan bertambah 3,26 juta orang dan laki-laki hanya bertambah 1,21 juta orang. Kenaikan pekerja perempuan terbesar terjadi di sektor perdagangan yaitu 1,51 juta orang dan sektor pertanian sebesar 740 ribu orang.
Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.





Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi memberikan peluang kesempatan kerja baru ataupun memberikan kesempatan industri untuk meningkatkan output yang berdampak pada peningkatan penggunaan factor produksi, salah satunya yaitu tenaga kerja, sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
2. Krisis ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran dapat diterima. Sektor agrikultur dan sector informal di perkotaan diduga mampu menyerap angkatan kerja yang mendapat tekanan dari rasionalisasi pekerja akibat kontraksi perekonomian, khususnya di sector agrikultur.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Ekonomi.

Related Articles

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.